Sabtu, 27 Maret 2021

SHOLAWAT WASILAH 1 & 2

SHOLAWAT WASILAH 1


أَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ مُحَمَّدٍ صَلاَةً تَكُوْنُ لَكَ رِضُاءً وَلِحَقِّّهٖ أَدَاءً وَأَعْطِهِ الْوَسِيْلَةَ وَالْمَقَامَ الْمَحْمُوْدَ الَّذِيْ وَعَدْتَهُ

Artinya: “Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Mu-hammad dan kepada keluarga Muhammad, dengan shalawat yang menjadikan ridha bagi-Mu dan penunaian bagi haknya; berikanlah kepadanya wasilah dan kedudukan terpuji yang Engkau telah janjikan.”


PENJELASAN:

Diriwayatkan oleh Sya’rânî bahwa, Nabi Saw. pernah menerangkan tentang shalawat ini dalam sabdanya, “Barangsiapa yang membacanya, ia berhak mendapatkan Artinya: “Ya Allah, ya Tuhan Muhammad dan keluarga Muhammad limpahkanlah shalawat atas Muhammad dan keluarga Muhammad serta berikanlah kepada Muhammad derajat dan wasilah di dalam surga. Duhai Tuhan Muhammad dan keluarga Muhammad berilah ganjaran kepada Muhammad. Semoga Allah melimpahkan shalawat kepadanya sesuai dengan apa yang sepantasnya bagianya.”

Di dalam kitab Syarah Dalâ’il disebutkan bahwa Nabi Saw. telah bersabda, “Barangsiapa di antara umatku yang membaca shalawat ini, baik di waktu pagi maupun di waktu petang, berarti ia telah membuat malaikat pencatat amal menjadi kepayahan selama seribu hari, juga diampuni dosa-dosanya dan dosa-dosa kedua orang tuanya.

Di dalam kitab Syarah al-Fâsi dijelaskan bahwa, shalawat ini diangkat dari hadis Jabir bin ‘Abdillâh r.a., dan disebutkan faedah yang banyak baginya.

Sementara Al-Hâfizh Al-Sakhâwi berkomentar, “Seandainya ada orang bersumpah hendak mengucapkan shalawat yang paling utama, lalu ia membaca shalawat ini, niscaya ia telah memenuhi sumpahnya itu.”


SHOLAWAT WASILAH 2


أَللّٰهُمَّ بِكَ تَوَسَّلْتُ، وَمِنْكَ سَأَلْتُ، وَفِيْكَ، لاَ فِيْ شَيْئٍ سِوَاكَ رَغِبْتُ، لاَ أَسْئَالُ مِنْكَ سِوَاكَ، وَلاَ أَطْلُبُ مِنْكَ إِلاَّ إِيَّاكَ، أَللّٰهُمَّ وَأَتَوَسَّلُ إِلَيْكَ فِى قُبُوْلِ ذٰلِكَ بِالْوَسِيْلَةِ الْعُظْمٰى وَالْفَضِيْلَةِ الْكُبْرٰى، سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفٰى وَالصَّفِيِّ الْمُرْتَضٰى، وَالنَّبِيِّ الْمُجْتَبٰى، وَبِهٖ أَسْئَالُكَ، وَبِهٖ أَسْئَالُكَ أَنْ تُصَلِّيَ عَلَيْهِ صَلاَةً أَبَدِيِّةً دَيْمُوْمِيَّةً قَيُّوْمِيَّةً إٰلٰهِيَّةً رَبَّانِيَّةً، بِحَيْثُ يَشْهَدُلٖى ذٰلِكَ فِى عَيْنِ كَمَالِهٖ بِشَهَادَةِ مَعَارِفِ ذَاتِهٖ وَعَلٰى آلِهٖ وَأَصْحَابِهٖ، فَإِنَّكَ مَنْصُوْرٌ وَلَاحَوْلَ وَلَاقُوَّةَ إّلَّابِاللّٰهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ


Artinya: “Ya Allah, dengan-Mu aku bertawassul, dari-Mu aku meminta, kepada-Mu dan karena-Mu dan karena-Mu, bukan karena sesuatu Diri-Mu aku rindu. Aku tidak meminta dari-Mu selain Diri-Mu dan tidak meminta dari-Mu kecuali kepada-Mu. Ya Allah, aku bertawassul kepada-Mu dalam perkenan itu dengan wasilah, yang teragung dan keutamaan yang ter-besar; yakni Sayyidina Muhammad, manusia pilihan, orang yang suci dan diridhai, serta Nabi pilihan. Dengannya aku memohon kepada-Mu agar Engkau memberikan shalawat kepadanya dengan sholawat yang bersifat abadi, lestari, dan mandiri; serta bersifat Ilahiyah dan Rabbaniyah, dimana ia menyaksikan bagiku hal itu di dalam mata kesempurnaannya dengan kesaksiannya makrifat terhadapnya; juga kepada keluarganya dan para sahabatnya, sebab Engkaulah penolong atas itu. Tiada upaya dan kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar. ”

0 komentar:

Posting Komentar